MARI BERSASTRA DAN BERKARYA

Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.

PARA PENGUASA

adakah kau tangisi
atau,
malah berbangga diri
beribu nyawa terbaring
atas harga diri
yang kau kenakan dikaki
lihatlah!
negeri subur sebab darah
negeri sejuk karna belulang
masihkah kau sebut pengorbanan
atas ambisi yang berkerudung negara
untuk ego yang kau balut dengan tirai bangsa
lalu dengan bangga keu pekikkan
"merdeka"
"ini revolusi"
tapi kau lari kekolong ranjang
jilati payudara yang montok
selami vagina
naik turun puaskan hasrat
dipuncak dakimu,masih kau teriak
"ini juga revolusi"
sementara yang panggil tentara
yang dengan mesra kau besarkan dengan kata rakyat
ludes tergusur buldozer
mati tertikam kemaluanmu
lalu dipagi waktu kau bicara
"ini adalah revolusi"
"mereka yang tiada adalah pahlawan bangsa"
"biarlah mereka bahagia disurga"
selesai itu,
kau kembali menyetubuhui gundikmu

240107


No comments:

Post a Comment