MARI BERSASTRA DAN BERKARYA

Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.

Genggam


Seseorang pernah berkata kepadaku “ janganlah engkau terlalu erat menggenggam pasir karena akan membuatnya terberai, jangan pula menggenggamnya terlalu longgar karena pasti sulit didapat.” Mendengar hal itu otakku bingung, berbagai cara kurenungkan agar aku dapat mengambil pasir dengan mudah dan hasil yang melimpah. Lalu orang itu kembali melanjutkan kata-katanya, “ jika engkau mau sedikit susah payah, coba ambillah sekop, sekoplah pasir itu dan masukkan ke ember setelah itu kau tinggal membawanya kemananapun engkau suka.” . “ Namun jika kau mengerjakkan segala sesuatu dengan penuh suka dan kasih sayang tak akan pernah ada kesusahan dalam pekerjaan itu.”tambahnya melanjutkan ucapanya.
Sebuah analogi tentang pasir  yang bertumpuk menjulang tinggi. Mungkin sulit dimengerti bagaimana kita bisa menerjemhkan arti dari sesuatu yang banyak dan maha luas. Sesuatu tengtang semesta misalnya, tetapi tentu mudah bagi kita bagaiman cara efektif dan efisien dalam mengambil pasir sebanyak yang kita inginkan. Apa hubungannya pasir dengan semesta ?. Sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan dengan arif dan bijak dalam menjawabnya. Karena hal itu sulit diterjemahkan dengan angka dan kata-kata.
Begitupun dengan cinta. Cinta adalah anugerah yang maha luas. Cinta adalah semesta beserta isinya. Dengan cinta tuhan mencipta atas cinta pula kita bertekuk lutut memuja anggun serta kebesarannya.
Pasir dan semesta. Pasir ada dalam semesta. Semesta tersusun dari gumpalan-gumpalan pasir.  Pasir adalah harta tak ternilai dan sering terabaikan.
Jika kita mau diam sejenak, lalu dalam kediaman itu kita renungkan bahwa bila kita melakukan sesuatu, apapun itu jika dalam melakukannya ada dan kita dapatkan sebuah unsur kesenangan maka ada cinta disana. Kesenangan dan kegembiraan adalah pangkal cinta.
Cinta tersusun dari buliran halus kasih sayang yang terbang tulus dalam atsmosfir jiwa. Kita harus pandai dalam mengekspresikan rasa tersebut. Karena cinta merupakan sebuah teka teki dan jawabnya terselip diantara dirimu dan kekasihmu. Jika kalian mempunyai jawab yang sama maka sesungguhnya kalian telah ditakdirkan sang maha cinta untuk hidup bersama.
Apa kau ingin sebuah cinta ?
Sungguh miskin jiwamu jika ya jadi jawabnya. Karena cinta itu bukan didapat tapi harus diberi. Berikanlah kasih sayang cintamu pada mereka para pemuja yang sepi. Katakan pada mereka bahwa engkau telah mengambil cinta dalam semesta dengan sekop kasih sayang dan memasukkanya dalam ember hatimu untuk kau persembahkan mereka. Dengan kaki yang tergerak oleh jantung dan tangan yang tertopang nafasmu kau menyuguhkannya dengan penuh ikhlas. Jangan lupa sampaikan juga pada mereka bahwa disana dalam semesta masih tersimpan bukit cinta kasih tuhan yang lebih tinggi dan lebih berarti. Bila mereka menginginkan semua itu engkau akan dengan sungguh dan gembira mengambil serta mempersembahkan kepada mereka.
Akulah angin yang terbawa arus asmara. Nadaku sumbang siulanku tak merdu, janganlah kalian mendengarkannya. Aku dibentuk dari suhu gurun pasir dan terbentur oleh hawa lautan Artik.
Sesungguhnya aku tak pernah ada dan jauh dari peradabanmu.
Wahai kalian yang tercipta dalam irama cinta dan kucuran keringat, masihkah kalian teguhkan hati?. Apakah kesetiaan kalian setegar batu karang, kuat dihempas ombak namun habis juga terkikis sang waktu.
Inilah aku dalam alamku. Setelah bergejolak dengan hebatnya, lahar itupun meraba raba jalan untuk mencurahkan emosinya. Kini lahar itu telah telah diam dengan tenang, tergenang dalam danau serpih jiwa dan menjadi lava yang abadi disana.
Sebenarnya sebelum semua itu terjadi, jiwa ini terliputi oleh rasa cemas dan gelisah yang amat sangat. Adakah ruang yang mampu menampung muntahan yang begitu besar itu ?. Namun takkan pernah tertampung rasamu jika tak kau muntahkan.
Jangan pernah takut pada ada atau tidaknya ruang atau danau yang mampu menampung laharmu. Mungkin danau itu belum terbentuk sehingga perlu digali dan diperluas dengan kedewasaan dan cangkul waktu. Yakinlah!Setelah tiba waktunya nanti lavamu akan menjadi sejuk dan menyuburkan. Sesungguhnya cinta itu memberikan kedamaian. Damai itutumbuh pada lahan yang subur. Kesuburan itu terbentuk dari lahar yang membeku dan mendiam dalam danaumu. Maka dari itu luapkan laharmu, jangan biarkan ia membakar dirimu sendiri.
021007

No comments:

Post a Comment