MARI BERSASTRA DAN BERKARYA

Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.

SEBISANYA

Sebisanya kita memaknai diri
Ketika mentari ditelan awan
Dan gerimis beralih hujan
Dahaga gersang lunas sudah
Sayup nada bagi negri menyentuh kebun sunyi
Sekali waktu gelegar menyambar
Memecah sepi
Engkau sapa hujan seperti dahulu
Biarkan ia menyelinap masuki rumah-rumahmu
Tanpa gelisah kau hidangkan secangkir kopi
dan kalia bercerita tentang kemarin sore
Kalian bertemu di pasar
Hujan menyapamu tiba-tiba
Saat engkau menawar harga beras yang kelewat mahal
Hujan pula yang mengantarmu pulang
Dengan sekilo jagung buat sarapan malam

No comments:

Post a Comment