TATA PANGGUNG
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan.
Disini adalah tempat interaksi antara kerja penulis lakon,
sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan atau berinteraksi
langsung dengan penonton.
Jenis Panggung
- Arena : Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar mengelilingi panggung
Bagaimana Tata Setting
Panggungnya ?
- Proscenium
Bagaimana Tata Setting
Panggungnya ?
- Trust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton.
Bagaimana Tata Setting
Panggungnya ?
Bagian panggung
Istilah yang
biasa dipakai:
Border. Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan.
Backdrop. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau
diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung.
Batten. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk meletakkan atau
menggantung benda.
Catwalk (jalan sempit). Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di
atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga
memudahkan pekerja dalam memasang dan menata peralatan.
Sayap (side wing). Bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari
penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil.
Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai
proscenium.
Panggung. Tempat pertunjukan dilangsungkan.
Orchestra Pit. Tempat para musisi orkestra bermain. Dalam beberapa
panggung proscenium, orchestra pit tidak disediakan.
FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton.
Digunakan untuk lampu spot.
Bar. Satu set lampu, biasanya
berisi 6 buah lampu dalam satu batten
Ruang pengendali. Ruang untuk mengendalikan cahaya dan suara (sound
system) biasanya disebut dengan FOH
Auditorium (house). Ruang tempat duduk penonton di panggung proscenium.
Istilah auditorium sering juga digunakan sebagai pengganti panggung proscenium
itu sendiri.
Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah belakang
panggung.
Fungsi tata panggung
- Membangun Suasana
- Menggambarkan periode Lakon
- Lokasi Lakon
- Status dan Karakter Peran
- Musim
Komposisi panggung
- Garis
- Bentuk
- Warna
- Cahaya
Struktur kerja
Tugas penata
panggung dimulai sejak ia menerima naskah lakon yang akan dimainkan. Seluruh
imajinasi ruang atau tempat berlangsungnya cerita dapat dipelajari melalui
naskah lakon. Tugas penata panggung pada tahap ini adalah menemukan detil
lokasi kejadian pada setiap adegan dalam cerita. Semuanya ditulis dengan
lengkap dan didata.
- Lokasi kejadian (menunjukkan tempat berlangsungnya cerita)
- Waktu kejadian (menunjukkan tahun, dekade, atau era kejadian)
- Bentuk atau struktur bangunan sesuai dengan lokasi dan waktu
- Model atau gaya perabot sesuai dengan lokasi dan waktu
- Lingkungan tempat kejadian (suasana lingkungan yang mendukung)
- Peralatan apa saja yang diperlukan (piranti tangan untuk para pemain seperti; tongkat, senjata, dan lain sebagainya)
- Perpindahan lokasi kejadian dari babak atau adegan satu ke adegan lain
- Suasana yang dikehendaki pada setiap adegan
Semua data tersebut digunakan
untuk pedoman pembuatan set. Perkiaraan gambaran lengkap set sudah bisa
didapatkan melalui data-data tersebut.
Selanjutnya, penata panggung bisa membuat sketsa tata panggung berdasar data
tersebut. Sketsa ini masih berupa gambaran kasar yang membutuhkan penyesuaian
dengan konsep tata artistik secara menyeluruh.
Diskusi Dengan Sutradara
Hasil sketsa yang telah dibuat oleh
penata panggung selanjutnya dibawa dalam pertemuan penata artistik dengan
sutradara. Dalam pertemuan ini dibahas konsep tata artistik yang akan digunakan
dalam pementasan. Sutradara memberikan gambaran dasar tata artsitik yang
dikehendaki. Kemudian penata artistik atau sutradara artistik menjelaskan
maksud sutradara tersebut secara lebih jelas dalam gambaran tata artistik yang
dimaksudkan.
- Menghadiri Latihan
Tata panggung
tidak hanya berkaitan dengan keindahan set dekor tetapi juga berkaitan dengan
lalu lintas pemain di atas panggung. Tata panggung yang baik tidak ada gunanya
jika tidak dapat menyediakan ruang bermain yang leluasa bagi para aktor.
Pertimbangan area permainan sangatlah penting.
Bagaimanapun juga tata panggung
tidaklah dapat bergerak atau hidup sebagaimana aktor. Oleh karena itu, ruang
yang disediakan untuk para aktor dapat menghidupkan gambaran tata panggung yang
telah dibuat. Untuk mengetahui detil gerak-gerik aktor di atas pentas maka
jalan yang terbaik adalah menghadiri latihan. Semakin sering menghadiri
latihan, penata panggung akan semakin tahu ruang yang dibutuhkan oleh aktor
untuk bergerak. Dengan demikian ia dapat memperkirakan volume set dekor yang
akan dibuat.
- Mempelajari Panggung
Mempelajari
panggung bagi penata panggung sangatlah penting. Karakter panggung satu dengan
yang lain berbeda. Ada panggung yang luas dan ada yang sempit. Jarak artistik
yang disediakan pun berbeda-beda. Semakin lebar jarak artistik maka semakin
lebar pula jarak pandang penonton. Hal ini mempengaruhi efek artistik tata
panggung. Dalam jarak yang jauh, penonton tidak bisa menangkap detil-detil
kecil sehingga hiasan di atas panggung harus dibuat dalam skala yang lebih
besar. Jenis panggung juga mempengaruhi tampilan tata panggung. Dalam teater
arena yang penontonnya melingkar tidaklah efektif menggunakan tata panggung yang
dapat menghalangi pandangan penonton.
- Membuat Gambar Rancangan
Tahap berikutnya adalah membuat
gambar rancangan yang telah disesuaikan dengan pilihan sutradara dan area
panggung tersedia. Gambar rancangan ini sudah dibuat dengan warna sehingga
nampak lebih hidup dan dapat memberikan gambaran sesungguhnya.
- Penyesuaian Akhir
Seperti
yang telah disebutkan di atas. Setelah mendapatkan penyesuaian dari tim
artistik tahap berikutnya adalah membuat gambar rancangan final sesuai
kesepakatan. Untuk memberikan kejelasan baik bagi sutradara, pemain, dan tim
artistik lain, gambar rancangan ini dibuat dari berbagai macam sudut. Minimal
tiga sudut yaitu tampak depan, sudut kiri atas, dan sudut kanan atas. Jika ada
dekor khusus maka harus dibuatkan gambar detil secara khusus.
- Membuat Maket
Tahap
akhir sebelum proses pengerjaan tata panggung adalah membuat maket atau replika
tata panggung. Langkah ini bukanlah suatu keharusan dalam proses penataan
panggung, tetapi maket akan memberikan gambaran nyata tata panggung yang akan
dikerjakan. Kru tata panggung menggunakan maket sebagai dasar kerja visualisasi
tata panggung yang sesungguhnya. Berdasar maket ini pula, sutradara dapat
memberikan arahan blocking langsung
secara konkrit kepada aktor.
- Pengerjaan
Tahap
terakhir dari kerja tata panggung adalah pengerjaan atau aplikasi desain. Untuk
memulai kerja, seorang penata panggung harus mengetahui jenis dan sifat bahan
yang akan digunakan. Karena tata panggung hanyalah seni ilusi yang menyajikan
perwakilan gambaran kenyataan maka bahan yang digunakanpun tidak seperti bahan
untuk membuat bangunan sesungguhnya. Meskipun beberapa bahan bangunan nyata
dapat digunakan tetapi pengaplikasiannya berbeda. Bahan tata panggung biasanya
terdiri dari;
- Bahan dari logam seperti; kawat dan plat aluminium tipis
- Bahan dari kayu
- Bahan dari busa atau spon
- Bahan dari kertas
- Bahan pewarna seperti; cat tembok, cat poster, cat minyak, akrilik dan lain sebagainya.
Masing-masing bahan di atas memiliki karakter
sendiri-sendiri. Bahan dari kertas sangat fleksibel untuk membuat bentuk apapun
tetapi juga sangat rapuh. Bahan dari logam terutama kawat memiliki fungsi yang
lumayan banyak, selain sebagai pengikat bisa juga digunakan untuk membuat
hiasan-hiasan tertentu. Bahan dari kayu juga dapat dibuat menjadi berbagai
macam bentuk dan memiliki kualitas yang baik tetapi harganya juga mahal. Bahan
dari busa atau spon sangat efektif digunakan untuk membuat hiasan-hiasan
dinding. Masing-masing bahan tersebut juga memiliki efek yang berbeda terhadap
cat. Bahan dari logam tidak bisa diberi warna dengan cat yang berbasis air
harus cat minyak.
Bentuk
Tata Panggung
- Permanen
- Bongkar Pasang/Knock Down
System
Tata Panggung
- Statis
- Dinamis/Bisa Berubah
Materi
Diambil dari :
Buku
“Seni Teater Untuk SMK jilid 2” , Eko Santosa, S.Sn, Harwi
Mardianto, S.Sn., Nanang Arisona, S.Sn, Heru Subagiyo, S.Sn, Nugraha Hari Sulistyo, S.PT
No comments:
Post a Comment