MARI BERSASTRA DAN BERKARYA

Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.

DRAMATURGI

BAB I
DRAMATURGI
I. Beberapa Pengertian
A. Dramaturgi
Dramaturgi berarti ajaran tentang masalah hukum dan konvesi drama.
Formula dramaturgi adalah 4 M
· Mengkhayalkan
· Menuliskan
· Memainkan
· Menonton
Kata drama sendiri berasal dari bahasa yunani “Draomai” yang sering diartikan berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi dll. Drama juga sering diartikan sebagai kualitas action yang menimbulkan perhatian, kehebatan dan ketegangan bagi penonton/pendengar. Menurut Moulton, drama adalah “hidup yang dilukiskan dengan gerak” (life presentation in action). Jika sebuah buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dengan drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsung dimuka kita sendiri.
Pandangan mereka tentang drama :
  • Brander Mathews : Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
  • Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
  • Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
Arti lainya drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton.
Pada perkembangannya istilah drama ini kemudian tersebar luas menjadi istilah internasional yang maksudnya adalah “suatu cerita/karangan yang dipertunjukkan di atas pentas oleh para pelaku dengan perbuatan-perbuatan”. Zaman penjajahan Belanda di Indonesia istilah drama itu diganti dengan istilah “tonil” (bahasa Belanda, toneel = pertunjukkan) kemudian sebagai penganti istilah “tonil” digunakan istilah “sandiwara” yang dicipta oleh PKG Mangkuningrat VII. Sandiwara ini berasal dari kata sandi = rahasia dan wara = warah (bahasa Jawa) atau pengajaran. Jadi sandiwara berarti suatu pengajaran yang disampaikan secara samar-samar (rahasia). Menurut Ki Hajar Dewantara “pengajaran yang dilakukan dengan perlambang”. Istilah sandiwara ini terus digunakan sampai pada zaman Jepang. Dan akhirnya pada zaman Merdeka sejak Proklamasi Kemerdekaan negara kita dipopulerkan kembali penggunaan istilah “drama” yang pada umumnya di beri arti : perbuatan atau gerak.
Catatan : Perkembangan Istilah :
- Drama —– Tonil —— Sandiwara —— Drama
- Drama = tonil = Sandiwara
Sedangkan teater ada sebagian yang menerjemahkan sebagai gedung pertunjukkan dan ada yang mengartikannya sebagai panggung (stage).
Secara etimologis “teater” berasal dari bahasa Yunani dengan kata “Theatron” yang berarti Pusat Upacara persembahan yang terletak di tengah-tengah arena. Menurut perkembangan zaman akhirnya arti istilah theatron banyak mengalami perubahaan sebagai berikut :
Jaman Yunani :Pusat upacara persembahan (pusat arena)
Jaman Romawi :Pusat gelanggang pertunjukkan (arena atau gelanggang pertarungan)
Jaman Modern/ Masa kini : - Arena pusat dari segala pertunjukkan.
- Panggung pusat pertunjukkan (didalam gedung)
- Gedung pertunjukkan
- Tempat untuk mementaskan drama
- Tempat untuk pemutaran film dan sebagainya.
Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan didepan orang banyak, misalnya : akrobatik, reog, lenong, sulapan, dagelan dan sebagainya.
Dalam arti sempit : kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan ataupun tanpa dekorasi, didasarkan pada nakah yang tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian, atau tarian.

Pencahayaan

Pencahayaan

Pencahayaan merupakan unsur yang penting dalam sebuah kegiatan pementasan ataupun televisi. Cahaya bukan hanya berasal dari lampu namun juga dapat diperoleh dari hal yang lain. Secara sederhana pencahayaan dapat dibedakan dalam dua jenis :

1.Alami ( Natural )
2.Buatan ( Artificial )

Secara keilmuan cahaya merupakan gelombang elektromagnetis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Secara sederhana sebuah benda akan tidak bisa terlihat bila tanpa ada cahaya. Dalam sebuah pementasan maupun acara televisi pencahayaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.Menyinari obyek/subyek.
2.Menciptakan gambar yang artistic.
3.Menghilangkan bayangan yang tidak perlu.
4.Membuat efek khusus.
Aplikasi dari sumber pencahayaan alam tersebut diatas pentas menjadi sebagai berikut:

Key Light

Cahaya utama yang berasal dari lampu-lampu type profile, lekolite maupun ellipsoidale. Karakter cahayanya tajam dengan pendaran cahaya yang dapat dibuat amat tajam maupun menyebar karena adanya lensa planno convex yang dapat diatur jaraknya dengan sumber cahaya. Biasanya digunakan untuk mencahayai wilayah yang khusus dan pemakaian yang spesial.

Fill Light

Cahaya pengisi yang berasal dari lampu-lampu fresnell dan flood. Karakter cahayanya lembut dan merata dari pusat hingga pinggir, karena sumber cahayanya dipecah oleh lensa sperikel, namun cahayanya dapat dipusatkan maupun disebar dengan mengatur jarak lensanya dengan sumber cahayanya. Biasanya digunakan untuk mendapatkan suasana dengan menyiram panggung dengan warna- warna hangat maupun dingin.
Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.
Distribusi cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata cahaya agar seluruh wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga perubahan gerak dan ekspresi wajah dapat diamati oleh penonton dengan baik. Melihat posisinya terhadap pentas, maka pencahayaan dapat dibagi menjadi:

Front Light

Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup jauh maka diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya dapat dikendalikan, karena dengan menggunakan shutter cahaya yang menerpa dinding proscenium dapat dihilangkan

Over Head

Cahaya berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area panggung dari atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi tersebut. Karena jarak yang tidak terlalu jauh,type Fresnell dan Plano Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena pertimbangan ekonomis PAR CAN Medium menjadi alternatif.

Down Light

Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahay tegak lurus diatas kepala pemain, meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tak tersalur akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan Lekolite menjadi pilihan, namun PAR CAN Very Nerrow dapat menjadi alternatifnya.

Back Light

Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain menjadi lebih terang dibanding bagian lain, dengan demikian pemain seakan-akan tidak menempel dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can Medium menjadi pilihannya.

Side Light

Cahaya berasal dari damping yang berguna mencahayai sisi kiri atau kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya balet karena banyak gerakan angkat kaki dan lompat.

Up Angle

Up Angle merupakan pencahayaan yang diarahkan dari bawah obyek, pada pencahayaan ini akan menghasilkan efek powerfull atau gagah pada obyek. Selain itu semua arah pencahayaan juga bisa dibuat arah rata dengan obyek, semua peletakan sumber cahaya tadi dibuat untuk dapatkan efek yang berbeda dan kesemua itu tergantung pada keinginan dari designer lampu yang telah berkonsultasi dengan sutradara.

Adapun tahap bagi desiner lampu adalah sebagai berikut:

1. Sebelum memasang lampu, harus memahami dulu skenario dari drama yang akan dipentaskan. Setelah paham, maka akan diperoleh gerakan-gerakan panggung. Dengan demikian dapat diketahui daerah-daerah yang dipakai dalam pementasan tersebut.
2. Buatlah sketsa pergerakan para aktor dari skenario yang akan dipentaskan!
3. Tentukan plot cahaya dari fokus daerah-daerah yang dipakai.
4. Pilihlah warna-warna dari lampu sesuai dengan kebutuhan skenario.
5. Setelah itu, buatlah desain tata letak lampu berikut aliran listrik melalui kabel, termasuk paralel atau serinya.
6. Cek lampu yang akan digunakan berikut holder dan kabelnya. Pastikan semuanya dalam kondisi yang bagus. Jangan mengecek lampu dalam keadaan terpasang di atas panggung. Sebaiknya cek di bawah panggung.
7. Setelah semuanya dalam kondisi yang pasti, naikkan lampu dan fokuskan.
8. Perhitungkan juga skenerinya sehingga dalam penajaman atau peremangan cahaya dapat menghasilkan sesuai dengan kondisi dramatis yang diinginkan sutradara.
9. Cobalah dengan bayangan para pemeran berikut propertinya sehingga dapat diketahui suasana dramatisnya sesuai dengan arahan sutradara.
10. Lakukan gladi sebelum pementasan dimulai. Evaluasi dan perbaikilah.

Kualitas Cahaya

Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.

Rasio Pencahayaan

Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.

Kontrol Cahaya

Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.

Jenis-Jenis Lampu

Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
Readhead : 650 – 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
Pepper Light : 100 – 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
Hallogen : 100 – 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya. Lampu dasar yang mengeluarkan sorot putih bersih, bentuknya bermacam macam ada yang kotak dan ada yang bulat sisi depannya. Kekuatan dari lampu ini mulai dari 1000watt. Namun kebanyakan tersedia dalam ukuran 2000watt. Lampu ini sangat dibutuhkan untuk setiap acara. Dikarenakan kebutuhan kamera video dan kamera foto menjadi lampu yang sangat mendasar.Meskipun kasat mata, anda tidak dapat membedakan sorot PAR64, FollowSpot, dan Fresnell, tapi kamera tak dapat tertipu.
PAR64 :Mengapa disebut PAR64, anda dapat membacanya di bagian lain topik ini. PAR64 adalah lampu sorot yang biasanya berkekuatan 1000watt (ada juga yang 500 watt). Entah itu kebiasaan yang umum atau bagaimana, PAR64 biasanya sudah dipaket menjadi BAR. 1 BAR terdiri dari 6 unit PAR64, dimana ada pipa besinya (almunium), dan 2 lampu akan hidup secara silih berganti bilamana dihidupkan. (semoga anda dapat membayangkan). Dan PAR64 di BAR ini terdiri dari 3 warna sesuai kebutuhan. Anda pun juga dapat memilih warna warna yang anda inginkan. Dan bila 1 BAR terdiri dari 6 lampu PAR64 berarti kebutuhan listrik menjadi 6000 watt. Ingat, semakin banyak lampu yang anda sewa maka semakin banyak kebutuhan listrik yang anda butuhkan.
Effect Light :Ini dapat diartikan sebagai lampu ada mesinnya. Bilamana anda pernah melihat tayangan konser di televisi atau konser musik di kota anda. Maka anda melihat sorot lampu (entah dari bawah/atau atas) yang dapat berputar kemana mana dan dapat berganti ganti warna. Dan dapat berganti gobo (bentuk sinar sorot tersebut). Total watt dari lampu ini sangat bervariasi sesuai dengan merk dari lampu ini. Namun disini saya akan menyebutkan watt dari inti lampu sendiri dimana tersedia dalam ukuran 575 watt dan 1200watt dan masih ada yang lebih besar lagi. Ada 2 bentuk dasar dari lampu ini. Moving Head dan Scanner. Moving head dimana kepala mesin itu sendiri yang mengeluarkan sorot lampu dapat bergoyang naik turun (tilt) dan kiri kana (pan). Dan Scanner, dimana hanya kaca sebagai pemantul dari sorot lampu dapat pan dan tilt
Follow Spot :Lampu sorot khusus yang biasanya manual dan diletakkan jauh dari panggung. Biasanya digunakan untuk keperluan menyorot dan mengikuti langkah seseorang.Biasanya dalam wedding digunakan untuk menyorot saat pengantin masuk ke ruangan dari pintu masuk. Kekuatan dari Follow Spot biasanya 1200 watt atau lebih. Dan diletakkan letakkan lebih tinggi dari lantai.
Smoke Machine: Spesial efek ini berguna untuk membuat asap, yang dimana keluar untuk menimbulkan kesan kesan tertentu. Asap putih ini hampir tidak berbau (Namun ada kalanya dibuat bau harum). Penggunaan smoke juga untuk menampilkan kesan kuat dari sorot Effect Light dan Par64. daya listrik dai smoke mechine sekitaran 1000watt. Namun kebanyakan para suplier menggatriskan, bilamana anda menyewa effect light mereka lebih dari 4buah.