MARI BERSASTRA DAN BERKARYA

Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.

Naskah Monolog

  1. Anjing, Rahman Sabur
  2. Arkeologibeha
  3. Blok
  4. Demokrasi,Putu Wijaya
  5. Dua Cinta,Nano Riantinarno
  6. Ibu yang Anaknya diculik itu
  7. Cermin
  8. Marsinah Menggugat
  9. Matinya Tukang Kritik
  10. MetaNIETZSCHE
  11. Topeng,Rahman Sabur
  12. Ibu Kita
  13. Sarimin
  14. Sekarat Berkarat
  15. Siapa,Putu Wijaya
  16. Tolong,N. Riantinarno
  17. Trik,Putu Wijaya
  18. Wanci

No comments:

Post a Comment