MARI BERSASTRA DAN BERKARYA
Di sini bukan arena pertarungan ala rimba, tapi coba setitik tinggal dilembah nurani sekedar menghisap tirta murni, sari pati puting ibu pertiwi dan cumbu illahi. Buat yang pernah berhenti dan mengajak menari, lalu dengan senyumnya yang tertinggal kembali melanjutkan perjalanannya tuk meraih sesuatu yang lebih berarti. Buat mereka semua yang mencoba jejakkan kakinya di tanah hati.
KODE WARNA
Kode Warna Edit Gambar
Labels:
Disain
SUMUR TANPA DASAR Karya Arifin C. Noer
DRAMATIC PERSONAE
JUMENA WARTAWANGSA : Lelaki Tua
EUIS : Istrinya
PEREMPUAN TUA : Pembantunya
MARJUKI KARTADILAGA : Adik
angkatnya
SABARUDDIN NATAPRAWIRA : Guru Agama
WARYA : Pegawainya
EMOD : Pegawainya
KAMIL : Si Sinting
LELAKI : Pelukis
Sinting
MARKABA : Tokoh Jahat
LODOD : Tokoh Idiot
PEMBURU Alias SANGKAKALA
KABUT-KABUT, ORANG-ORANG
Dan LAIN-LAIN
WAKTU : Kapan Saja
TEMPAT : Di
rumah, dalam pikiran Jumena Martawangsa atau di mana saja
BAGIAN PERTAMA
1
SANDIWARA INI KITA MULAI DENGAN
SUARA DETAK-DETIK LONCENG YANG MENGGEMA MEMENUHI RUANG. SUARA DETAK-DETIK INI BERJATUHAN
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MENIMBULKAN BERMACAM-MACAM ASOSIASI. SESEKALI DI
SELA-SELA SUARA INI MENYAYUP PANJANG LOLONG ANJING ATAU SRIGALA YANG SEDANG
‘MERAIH’ BULAN.
2
LONCENG ITU ANTIC, TUA, AGUNG DAN
KUKUH PENUH RAHASIA. DARI RONGGA LONCENG MUNCUL KABUT-KABUT ATAU PARA PEMAIN
YANG MELUKISKAN KABUT-KABUT. MEREKA MELANGKAH MENGENDAP-ENDAP UNTUK SELANJUTNYA
SECARA PENUH RAHASIA MENYEBAR KE SEGENAP ARAH DAN SEGERA GAIB SIRNA.
3
PIGURA ITU TANPA GAMBAR TANPA
POTO, KOSONG, TERGANTUNG SUNYI DAN PENUH RAHASIA
4
DI ATAS KURSI GOYANG JUMENA
MARTAWANGSA BERGOYANG-GOYANG SUNYI. TAMPAK SESAK PERNAFASANNYA. SEKALI PUN
BEGITU, KEDUA MATANYA MASIH MENYOROTKAN PANDANGAN YANG TAJAM. AMAT TAJAM. DAN
DALAM KEADAAN SEPER JUMENA KELIHATAN SEPERTI SEDANG MENGHITUNG
DETAK-DETIK LONCENG.
SEJAK TADI, SEONGGOK KABUT
BERDIRI DI SAMPINGNYA MEMEAINKAN SEHELAI TALI YANG SIAP UNTUK MENGGANTUNG
LEHER. AGAK BEBERAPA SAAT JUMENA MENIMBANG-NIMBANG TALI ITU. KEMUDIAN KABUT ITU
MENDEKATKAN TALI GANTUNGAN ITU DAN JUMENA MENCOBA MEMASANG PADA LEHERNYA. DIA
TERTAWA.
JUMENA
Kalau saya bunuh diri, sandiwara ini tidak akan pernah ada
Sambil tertawa ia memberikan isyarat agar kabut pembawa tali
pergi. Dan pada saat itu detak-detik lonceng semakin lantang. Dari rongga
lonceng muncul Sang Kala alias Pemburu yang siap dengan senapannya. Ketika
senapan itu meletus, terkumpullah seluruh amarah dan kekagetan Jumena
JUMENA
Bangsat!
TATKALA SANG KALA GAIB
BERDENTANGANLAH LONCENG ITU. KEMUDIAN BERDENTANG JUGALAH BERJUTA
LONCENG-LONCENG DAN WEKER. SEDEMIKIAN
RUPA SUARA ITU MENEROR SEHINGGA MENYEBABKAN JUMENA BANGKIT. DAN PADA SAAT
JUMENA BERDIRI, HENING MENGGANTIKAN SUASANA. LALU JUMENA DUDUK KEMBALI.
PEREMPUAN TUA MUNCUL MENGGANTI
TEMPOLONG LUDAH DI KAKI KURSI GOYANG DENGAN TEMPOLONG YANG LAIN.
P. TUA (Sambil pergi)
Terlalu bernafsu. Pucat sekali wajahnya
Atau untuk lihat Koleksi Naskah Lainnya
Labels:
Bank Naskah
Subscribe to:
Posts (Atom)